Outbound Training Hanya Metode

Walaupun belum ada makna definitif yang baku tentang outbound, namun berdasarkan pengalaman dan refleksi terhadap lebih dari 130 kali pendampingan outbound, saya menawarkan sebuah definisi outbound, khususnya dalam konteks pelatihan.

Outbound adalah metode pengembangan potensi diri melalui rangkaian kegiatan simulasi/permainan/dinamika, yang memberi pembelajaran melalui pengalaman langsung.

Catatan penting tentang definisi outbound tersebut adalah, ternyata outbound hanyalah suatu metode, hah hanya sebuah metode?

Penasaran? coba kita jawab beberapa pertanyaan panduan berikut ini. “Apakah Hitler seorang pemimpin yang hebat?”

Menurut saya “Ya.” “Apakah Dia pemimpin yang mendatangkan kemakmuran dan kedamaian?” saya yakin mayoritas menjawab “Tidak.”

Pertanyaan berikutnya, “Apakah jaringan teroris adalah organisasi yang hebat?” menurut saya “Ya,” “apakah organisasi tersebut didambakan banyak orang?” menurut saya “Tidak.”


Apa kaitan 2 hal itu dengan outbound? Kini kita coba jawab pertanyaan berikut ini, “Apakah ketika mengikuti outbound peserta mendapat pengalaman menarik di luar kebiasaannya?” jawaban yang umum adalah “Ya.”

“Apakah setelah mengikuti outbound seseorang pasti menjadi jauh lebih sempurna?” jawaban yang realistis adalah “belum tentu.”

Terkait dengan ilustrasi tadi, tidak serta merta hanya dengan mengikuti outbound, seseorang bisa merumuskan banyak hal dan menyelesaikan banyak masalah.

Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi. Sebagai suatu metode, yakinlah bahwa outbound dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Selama metode dirancang dan dilaksanakan dengan efektif dan efisien, dipastikan tujuan lebih mudah diraih, sebaliknya, walau mempunyai tujuan sangat mulia dan luar biasa, namun metode yang digunakan tidak pas, jangan harap tujuan tersebut akan tercapai secara maksimal.


Prinsip metode outbound yang sejauh ini Saya yakini mengandung beberapa tahapan yang disebut LACAK, yang berarti:

L = Lakukan, berarti peserta melakukan lebih dahulu suatu simulasi/ permainan/ dinamika, baik secara individu maupun bersama orang lain.

A = Abrakadabra, berarti setelah melakukan, pasti peserta mendapat hasil tertentu, baik sesuai perkiraannya, atau sebaliknya di luar dugaannya.

C = Ceritakan, berarti peserta menceritakan atau menyampaikan hasil dinamika, baik pada sesama peserta atau dengan dirinya sendiri, baik lisan maupun tertulis.

A = Ambil, berarti proses peserta mengambil nilai-nilai atau manfaat dari penceritaan, baik cerita tentang pengalaman diri maupun orang lain.
K = Kembalikan, berarti setelah mengambil manfaat, peserta dimotivasi supaya hal tersebut dapat dikembalikan pada dirinya untuk dimanfaatkan dalam kehidupan setelah mengikuti Outbound. 

Tahapan tadi sudah sesuai dengan prinsip-prinsip experiential learning atau pembelajaran melalui pengalaman, sebuah metode yang diyakini oleh para ahli pendidikan cocok diterapkan sebagai pembelajaran bagi orang dewasa.