Memilih Provider Outbound Training Yang Tepat

 Setelah tahu tentang makna dan metode outbound training, urusan kita kini meningkat, terkait sejauh mana outbound dapat memberi manfaat bagi pelakunya.

Saya pernah membaca buku yang judulnya ekstrim, “Outbound itu Menyesatkan” yang sejatinya menggambarkan bahwa ketika kegiatan outbound hanya dimaknai dan dilaksanakan pada formalitasnya saja, itulah yang justru menyesatkan.

Dimaksud formalitas jika yang penting ada permainan di luar ruangan (kalau bisa ada yang ‘seram’), lalu (syukur-syukur) ada fasilitator yang mengulasnya.

Kadang ditemukan juga peserta diminta “memunguti” sendiri apa sih yang dimaksud dengan permainan yang sudah dilakoni, apa sih manfaat dan implementasi bagi kehidupan keseharian?

Jika itu yang terjadi, maka setelah kehebohan outbound, tak lama kemudian efek outbound lenyap nyaris tanpa bekas, tragis kan? 

Jika ada provider yang menawarkan outbound pada perusahaan kita, coba cek beberapa hal yang idealnya dipikirkan oleh mereka, kalau perlu ajak mereka berdiskusi.

Periksa 4 hal berikut ini, yang saling terkait dan mempengaruhi keberhasilan outbound kita. 

Pertama, apakah outbound bisa memenuhi sudah sesuai dengan Tujuan Konseptual, sesuai kebutuhan perusahaan kita? Tujuan konseptual itu identik dengan mengapa kita memerlukan outbound tersebut, misalnya untuk meningkatkan kerjasama antar karyawan, atau untuk melatih kepemimpinan, atau sekedar untuk keakraban saja.

Tujuan konseptual tersebut lalu dituangkan dalam Tujuan Operasional, apa itu?

Tujuan operasional adalah parameter peserta/ kelompok yang dinyatakan dalam tingkat keberhasilan, secara teknis. Salah satu contoh tujuan operasional misalnya makin bagus peserta menyelesaikan tiap permainan, makin tinggi nilai yang didapatnya, peserta paling sukses (secara teknis) adalah yang paling tinggi nilainya.

Namun pasti kita pasti sepakat, peserta yang paling banyak mendapat manfaat dari kegiatan outbound, tidak otomatis peserta yang punya nilai paling tinggi. 

Kedua, apakah pilihan Permainan Outbound / dinamika sudah tepat, menunjang ketercapaian tujuan konseptual?

Salah satu contoh begini, jika tema outbound kita adalah kerjasama, ya jangan sampai semua permainan bersifat individu atau (sebenarnya) bisa diselesaikan secara individu.

Jenis permainan yang paling tepat untuk outbound bertema kerjasama adalah permainan yang hanya bisa diselesaikan melalui kerjasama antar anggota kelompok.

Pilihan permainan atau dinamika/ simulasi tentu perlu ditunjang dengan perlengkapan yang sesuai. Keselamatan peserta outbound saat melaksanakan permainan, sesederhana apa pun juga mesti mendapat jaminan. 

Ketiga, pastikan alur outbound sudah sesuai dengan kaidah pembelajaran. Bukankah ide dasar KITA ber-outbound adalah proses untuk belajar, mengembangkan potensi diri, wajar dong, metode yang digunakan juga harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Salah satunya metode LACAK, sudah kita singgung di muka. 

Keempat, siapa sih fasilitator outbound yang akan mendampingi kita? Pastikan bahwa saat outbound, kita didampingi dan difasilitasi orang-orang yang tepat.

Operator peralatan/ perlengkapan adalah orang yang memang tahu betul memberi instruksi dan mengamati permainan, termasuk tindakan penyelamatan jika terjadi insiden.

Mereka yang berperan memfasilitasi penyampaian makna permainan/ dinamika juga pastikan memang bisa, terbiasa, dan mumpuni untuk melaksanakannya.

Tidak otomatis mereka yang jago peralatan/ permainan, jago juga untuk mendampingi proses umpan balik/ pemaknaan bersama peserta. 

Nah, kini kita sudah tahu sekelumit sejarah outbound di Indonesia, perkembangannya, sampai ketika hal tersebut menjadi label sebuah kegiatan pelatihan.

Terkejutkah Kita ketika ternyata outbound itu hanya salah satu metode pengembangan potensi diri?

Bagi yang terkejut, ayo segera sadar dan bergegas untuk menempatkan hal tersebut sebagai sebuah peluang pembaharuan diri dan lingkungan, terutama di tempat kerja dan karya Kita.

Yakinlah, ketika kegiatan pelatihan outbound dilakukan dengan metode yang tepat, ditunjang fasilitator yang oke, maka manfaatlah yang akan Kita dapat. Selamat ber-outbound!. 

 

*) Agustinus Susanta, Penggiat Outbound dengan pengalaman pendampingan outbound pada lebih dari 132 kegiatan, 8.900 peserta, dan 28 lokasi. Penulis 3 buah buku: “Merancang Outbound Training Profesional,” “Menguak Tabir Outbound,” dan “Outbound Way, Seni Mengembangkan Potensi Diri melalui Metode LACAK”